Ucapan seorang teman agak membuat saya terhenyak kemarin.
"Apa yang lo ketahui tentang FIB?"
Hmm..FIB ya..sebuah gedung..tempat para mahasiswa/i sastra bernaung..sebuah fakultas tempat para mahasiswa/i belajar..ya bukan?
"Kalo ga tahu apa-apa kok lo bisa ikutan jadi panitia FIB Nyeni?"
Hmm...ya demi sahabat saya yang kebetulan penanggung jawab bagian publikasi acara ini...sesederhana itu.
"Wah kayaknya lo mesti belajar lebih banyak tentang FIB deh"
"Oh memang apa relevansi antara menjadi panitia FIB Nyeni dan tahu lebih banyak tentang FIB deh? Lantas dengan tahu banyak tentang FIB acara bisa sukses?"
"Wah pemikiran lo anak zaman sekarang banget ya. Acara sukses lantas panitia bubar semua bubar, gitu?
"Ya..habis mau gimana lagi?"
Ternyata kesewotan teman saya ini beralasan. Dimulai ketika saya dengan sederhananya (tidak, saya menolak menggunakan kata bodoh) bertanya "Apaan tuh MID?" Ternyata MID adalah program studi D3nya jurusan Ilmu Perpustakaan.
Kalau menurut teman saya ini sih..FIB sedang mengalami degradasi integritas. Angkatan 2006 ke atas, sekali lagi, menurut teman saya yang satu ini, amatlah erat, sangat akrab layaknya kakak beradik. Sementara mulai 2007 ke bawah mulai aneh-aneh.
"Lah lantas bagaimana dong, apa kita mau saling bersapa di jalan hanya dengan modal muka tanpa tahu nama?"
Ya justru itu, itulah yang membuat angkatan atas begitu erat. Tidak tahu nama tapi saling tegur asalkan tahu sesama anak FIB. Kalau angkatan yang sekarang-sekarang ini, tidak kenal siapa-siapa, tidak tahu siapa-siapa, udah sok-sokan ikut banyak kegiatan.
Oke ini agak baru dan aneh bagi saya. Orang zaman sekarang, kalau tidak disapa kita dibilang sombong, tapi kalau disapa bisa-bisa kita dibilang sok kenal. Mengapa bukan atas yang merangkul? Ingin merangkul nanti kehilangan wibawa, tidak merangkul dibilang senioritas. Ingin jadi kupu-kupu dibilang anak anti sosial, tapi keseringan nongkrong nanti tugas tidak selesai. Saya tidak mau membandingkan jurusan saya dengan jurusan lain, tapi jangan pernah membandingkan jurusan saya dengan jurusan lain sampai anda sendiri jago membaca huruf Cina.
Mendengar cerita teman saya ini saya jadi patah semangat, jadi selama ini usaha saya mempromosikan acara FIB Nyeni yang katanya acara bersama anak FIB UI ini cuma/kemungkinan dipandang beberapa pihak sebagai tindakan sok asik belaka? Apakah begitu?
Mungkin ibaratnya kalau di The Sims, game favorit saya, aspirasi orang itu berbeda-beda. Mungkin ada beberapa yang aspirasinya Popularity, ada yang aspirasinya Fortune, tapi kalau saya sendiri sih aspirasinya Knowledge. Memang penting sih bergaul, buka link sana-sini, tapi ada orang yang bisa begitu, ada yang tidak. Ada yang bisa sukses dengan cara seperti itu, ada yang tidak. Bukan begitu bukan?
Apa kata dunia?
Ah sudahlah, maaf kalau ada beberapa perkataan saya yang menyinggung hati, sudah jam delapan malam nih sudah waktunya saya tidur. Eh maksud saya, mengerjakan tugas. Godspeed.
No comments:
Post a Comment