Apakah artinya Natal? Bagi saya, hanya sekadar makan-makan besar bersama keluarga saya yang tidak kalah besarnya pula. Kebersamaan. Ya, ya, itu dia. Kebersamaan dan makanan enak. Oh terkutuklah dunia.
Jadi Natal tahun ini pun, pilihan makan-makan jatuh di Seribu Rasa di daerah Menteng. Bagi yang belum pernah coba, ayo lekas! Saya gak tahu jenis makanan apa yang dijual disini, yang jelas lezat! Masakan melayu peranakan sepertinya.
Range harga di sini dimulai dari 20ribuan untuk makanan dan 10ribuan untuk minuman. Harga yang cukup worth-it kalau mau disejajarkan dengan rasanya yang ciamik.
Jadi Natal tahun ini pun, pilihan makan-makan jatuh di Seribu Rasa di daerah Menteng. Bagi yang belum pernah coba, ayo lekas! Saya gak tahu jenis makanan apa yang dijual disini, yang jelas lezat! Masakan melayu peranakan sepertinya.
Range harga di sini dimulai dari 20ribuan untuk makanan dan 10ribuan untuk minuman. Harga yang cukup worth-it kalau mau disejajarkan dengan rasanya yang ciamik.
Salad Mangga. Mangganya segar dan garing. Rasanya pas, asam-asam manis. Disajikan dengan beberapa potong udang kering, dan entah apa itu garing-garingan putih yang ada di pinggirnya.
Cakwe Seafood Oriental. Rasanya sudah tidak seperti cakwe yang dijual di pasar yang dipakai emak saya untuk jualan bubur tiap hari. Yang ini sudah dicampur dengan seafood dalam adonannya (sepertinya), dengan saus ala oriental yang kembali, asam-asam manis. Cakwenya kental dan tebal.
Ayam Goreng Saus Mangga. Ini pesanan saya. Sepertinya saya memang agak tertarik dengan menu-menu mangga yang disajikan restoran ini karena memang enak. Jadi begitu melihat judul dan tampilannya di menu saya langsung tergiur. Rasanya sebenarnya agak keasaman. Tapi selain itu tidak ada yang salah. Adonan tepungnya pas, tidak tebal dan tidak tipis. Mangganya lagi-lagi, segar dan garing.
Daun Singkong Tumbuk. Yang ini menu favorit keluarga. Singkongnya ditumbuk agak halus. Kuahnya santan, sangat gurih dan tidak terlalu bikin enek. Pertama kali merasakan makanan ini, lidah langsung bergoyang. Ada sesuatu yang beda yang membuat makanan ini agak berbeda dengan daun singkong yang biasa dimasak emak saya. Ternyata setelah diulik-ulik, ketemu salah satu bahan rahasianya. Daun mint. Gak tau lagi sih ada bahan rahasia lain lagi gak ya. Yang pasti ini kalau mampir, ini wajib pesan punya!
Dendeng Sapi Dua Rasa. Agak standar sih. Semacam empal sapi, hanya lebih tipis. Bumbunya ada dua, cabai hijau dan cabai merah. Ya iyalah anak tk juga tau.
Sayur Asem. Yang ini saya gak sempet coba. Jadi no comment.
Kepiting Soka Abon. Kepitingnya garing. Abonnya juga enak. Ini masih agak standar bagi saya. Saya agak kurang suka sih dengan makanan yang masih harus dilepeh-lepeh lagi (saya ga luput melepeh kulit kepiting tiap kali makan ini)
Udang Mantis. Again, ngelepeh-lepeh kulit udang. Tapi bumbunya enak. Lupa bumbu apa ini. Hahha. Maap yak.
Cumi Goreng Tepung. Sambelnya asem2 gimanaaa gitu. Pake bawang pula. Nyaaammm... Cuminya sih standar. Garing.
Klaapertaart vanilla. Mungkin lebih baik namanya diganti saja jadi Klaapercustard. Tartnya creamy banget, bener-bener kayak krim custard. Di bawahnya ada potongan-potongan kelapa muda yang tadi gak saya makan.
Ketan Mangga Cubit dan Klaapertaart Rum Raisin. Rasa ketannya kayak rasa permen tango. Mangga-mangga milky gitu. Ketannya ga manis, tapi ga pahit juga sih. Ketolong, meskipun dikiittt banget ketolong tawarnya, sama sausnya. Taartnya amat sangat terasa rumnya. Mungkin dituang setengah gelas sebelum disajikan. Urrrgh I hate rum.
Dengan demikian berakhir reportasi kuliner saya pada dini hari ini. Saya pamit dulu, hendak melanjutkan tugas bacaan terakhir kelas pengantar kesustraan Cina yang akan menentukan kelulusan saya. Karya yang saya bahas adalah Empress Orchid karya Anchee Min. Sangat menarik. Selamat tinggal. Godspeed.
No comments:
Post a Comment