Aku cinta bahasa Indonesia. Tiba-tiba pikiran itu terlintas di benak saya. Ya iya, lha wong kita ini orang Indonesia, kok malah casciscus dan bergaul dengan bahasa lain? Aku ini orang Indonesia. Meskipun pemerintahan bobrok dan gak becus di sana sini, tapi darahku darah Indonesia. Toh mau Indonesia busuk atau apapun, bukan salah tanahnya, tapi salah birokrasinya. Bahasa Indonesiaku harus apik tenan! Hahaha. Berbicara atau berkomunikasi dengan bahasa lain memang tidak salah. Sangat dihalalkan malah. Itu akan menunjukkan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang pintar. Tapi ya toh ga usah maksa ya nduk.. Bahasa Inggris pas-pasan, ya wis..pake bahasa Indonesia saja.. Pakai bahasa Indonesia pun belum tentu benar, masih pakai bahasa gaulnya.. Kan toh kelihatannya jadi bodoh dan jatuh-jatuhnya mempermalukan diri sendiri..ckckck.. (no particular person in details, really! =P)
Hmm lanjut..apalagi ya? Oh ya tadi pagi saya tumben-tumbennya membuka koran. Biasa yang lebih dulu dilihat bagian nama dan peristiwa, lalu daftar film di bioskop. Tipikal. Hahaha. Lalu iseng-iseng membuka-buka bagian pertama. Ada berita 2 orang perampok tewas ditabrak korbannya. Lucu ya? You go Mr.Sulaiman! (nama sang korban). Tindakan pak Sulaiman ini heroik sekali. Langsung tanpa babibu mengejar dengan naik mobil, dua orang perampok yang melarikan diri dengan motor tersebut. Padahal dua orang perampok itu bawa pistol lho, yang di TKP dicek polisi memang pistol sungguhan. Dari uang 130 juta yang dirampok, yang ketemu cuma 74 juta. Sisanya berhamburan di jalanan. Ya, BERHAMBURAN di JALANAN.
Jadi ceritanya saat kabur, uangnya itu berhamburan dari kantongnya, jadi si perampok turun sebentar untuk memunguti dan saat itulah mereka ditabrak Pak Sulaiman. Pak Sulaiman sendiri, setelah menabrak, mobilnya terbalik, menabrak pohon, dan menderita luka ringan di kepala. Yah, turut senang sih uangnya bisa kembali meskipun hanya setengahnya. Memang pencurian uang ini katanya tidak sekali dua kali saja. Uang pembayaran karet itu memang sering berusaha dicuri orang. Sebelumnya sudah pernah dirampok juga. Aduh, hati-hati dong pak Sulaiman.
Tapi kok saya jadi memposisikan diri di dalam sepatu si perampok ya. Mungkin mereka merampok karena ingin memberi makan keluarganya (ya ampun memberi makan sampai 130 juta, makan apa ya?), pokoknya mereka pasti merampok karena mereka tidak ada uang. Waduh, sial juga, sudah merampok, ditabrak korban sendiri, tewas pula. Bagaimana nasib keluarga mereka yang mungkin sedang menunggu si perampok, yang lagi-lagi MUNGKIN adalah seorang ayah atau suami (kalau ayah pasti suami lah ya), pulang dengan membawa sebungkus nasi padang untuk makan siang?
Aww imajinasiku terlalu dramatis. Yah mungkin sih pak Sulaiman tidak sengaja menewaskan kedua orang itu..mungkin karena lupa ngerem atau motornya berhenti mendadak, tadinya hanya bermaksud nyundul doang, eh gak tahunya tewas. Saya cuma bisa bilang RIP untuk para perampok itu, dan selamat buat pak Sulaiman.
Oh pesan terakhir juga, yang menghancurkan nasibmu itu bukan Yang Kuasa, jadi janganlah salahkan Tuhan atau mengeluh kepada Tuhan, tapi yang menghancurkanmu itu adalah sesamamu manusia, dan tidak jarang dirimu sendiri. Hidup itu pilihan. Godspeed.
credits to Kompas, sabtu 21 Maret 2009
No comments:
Post a Comment